Ternyataan Pengadaan 5.000 Zak Semen di PT CPI Dilakukan Oleh Karang Taruna, Lantas Apa Yang Kurang!

Semua Halaman

.

Ternyataan Pengadaan 5.000 Zak Semen di PT CPI Dilakukan Oleh Karang Taruna, Lantas Apa Yang Kurang!

REDAKSI
Rabu, 13 Mei 2020
| Pengawas dari PT CPI, Syamsul memberikan penjelasan kepada Sekdes Monggo Cs di Lokasi Proyek |


| BIMA – NTB | Beberapa orang pemuda dari Desa Monggo Kecamatan Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, mendatangi lokasi kegiatan pembangunan perusahaan pengering jagung dan pabrik pakan yang berlokasi di kawasan lahan kering sekitar jalan lintas Sumbawa, Rabu (13/5/2020).

Mereka yang mengatasnama Karang Taruna Desa Monggo tersebut meminta pihak pelaksana untuk menghentikan sementara aktifitas di lapangan. Tuntutan tersebut terkait pengadaan beberapa bahan material pembangunan pabrik di lokasi.

Pantauan langsung media ini, kehadiran beberapa orang anggota Karang Taruna desa tersebut didampingi Sekcam Madapangga, Sekretaris Desa Monggo, Babinsa dan Babinkamtibmas. Mereka meminta agar pihak pelaksana memberikan klarifikasi terkait persoalan yang menjadi tuntutan mereka.

| BACA JUGA |


Ditengah protes dua orang yang mengatasnama dari Karang Taruna Desa tersebut, sontak dua orang warga Monggo mempertanyakan kapasitas mereka yang ingin menghentikan sementara kegiatan aktifitas di lokasi proyek.

“Apa kapasitas kalian mau menghentikan pekerjaan kami ini. Saya juga warga Monggo yang dipekerjakan mengambil pasir untuk proyek ini,” tandas Muhtar.

Muhtar cs mulai emosi saat menyikapi argument dari anggota Karang Taruna tersebut. Beruntung—Syamsul yang merupakan pengawas di lokasi proyek itu langsung menenangkan Muhtar bersama rekannya.    

Sementara itu, menurut PH sekaligus Humas Pelaksana Pembangunan Perusahaan Pengering Jagung dan Pabrik Pakan milik PT CPI, Fajrin SH menyampaikan, terkait pengadaan beberapa bahan material ini sebenarnya sudah disepakati bersama.

“Seperti pengadaan bahan berupa semen sebanyak 5.000 zak, kita sudah serahkan kepada mereka selaku pengurus Karang Taruna Desa Monggo. Termasuk mobilisasi pengangkutan pasir, pun sudah kita hitung biaya serta kebutuhan dan tempat pengambilan pasir itu sendiri,” jelas Fajrin di lokasi.

Fajrin menjelaskan, terkait kebutuhan pasir, perusahaan tidak menggunakan pasir besi seperti yang mereka (karang taruna,red) ajukan. Karena menurut perhitungan perusahaan, penggunaan pasir besi memiliki unsur kandungan garam yang tinggi dibanding pasir lokal.

“Jadi kebutuhan bahan material (pasir) untuk pembangunan pabrik ini, tidak mengikuti selera masyarakat, karena pihak perusahaan sudah menghitung standar usia bagunan ke depannya,” tandas Fajrin.

Sebagai solusi tersebut, lanjut Fajrin, kita menyampaikan agar teman-teman dari Karang Taruna Desa Monggo bisa menyiapkan armada truk untuk mengambil (angkut) pasir di lokasi yang sudah kita olah.

Pantauan

Liputan: Adi Pradana