6 ODP di RS Sondosia Mengamuk Lantaran Kurang Diperhatikan Makanan dan Lainnya

Semua Halaman

.

6 ODP di RS Sondosia Mengamuk Lantaran Kurang Diperhatikan Makanan dan Lainnya

REDAKSI
Jumat, 17 April 2020
| Semprot keliling lokasi Karantina dan himbauan petugas Kepolisian agar ODP mentaati aturan |
| BIMA – NTB | Beberapa pasien Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang diisolasi di Rumah Sakit (RS) Sondosia Kecamatan Bolo Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, mengamuk lantaran mereka kurang diperhatikan, seperti makanan. Peristiwa yang memilukan ini terjadi pada hari Kamis (16/4/2020) tadi malam.


Ditelusuri tim media ini, pasien yang mengamuk tersebut adalah enam ODP asal Kecamatan Sanggar. Mereka sudah beberapa hari menjalani isolasi (karantina) di RS Sondosia. Asupan makanan dan vitamin pengimban serta kebutuhan lain (tempat sholat, wudhul) didalam ruang isolasi kurang diperhatikan, sehingga membuat enam ODP di RS itu stress dan mengamuk.

Lebih ironis lagi, salah satu dari mereka ada seorang perempuan yang status hamil. Kondisinya memprihatinkan. Perempuan hamil ini bukanlah pasien, melainkan orang yang masih dalam pemantauan namun dikarantina di RS Sondosia.

| BACA JUGA |




Tidak ada yang berani mengatasi kejadian malam itu. Beruntung beberapa anggota TNI dan Polri tiba lebih cepat di RS Sondosia untuk menenangkan enam orang ODP dari anggota Jamaah Tabligh asal Kecamatan Sanggar ini. Itu pun dilakukan dengan jarak maksimal mengingat anggota TNI/Polri tersebut tidak dilindungin dengan APD.

Direktur RSUD Sondosia dr Yulian Averooz di konfirmasi terkait enam Orang Dalam Pengawasan (ODP) yang mengamuk lantaran kurang diperhatikan makanan, itu tidak benar.

"Bukan kurang makan, tapi jenuh dan seperti dipenjara katanya. Orang kita kasih makan tiga kali sehari plus Snack kok, kalah kita makannya," kata Yulian via WhasApp, Jum'at (17/4/2020) pagi.

Sebelumnya, enam orang dalam pemantauan (ODP) asal Kecamatan Sanggar yang dikarantina di RS Sondosia itu, bukanlah pasien yang terinfeksi corona virus. Hanya saja mereka diisolasi karena pernah memiliki riwayat perjalanan ke daerah yang terinfeksi CoVi-19.


Laporan: Adi Pradana