Aksi Heroik Seorang Bocah Demo Bupati Bima

Semua Halaman

.

Aksi Heroik Seorang Bocah Demo Bupati Bima

REDAKSI
Selasa, 18 Februari 2020
| Aksi heroik seorang bocah gendut turut berorasi menyampaikan aspirasi di Kantor Pemerintah Kabupaten Bima | 

| BIMA - NTB | Aksi heroic seorang bocah di Kecamatan Woha, Bima-Nusa Tenggara Barat ini, begitu mengundang perhatian public dan kalangan media masa. Mungkin penyampaian aspirasi selama ini dia anggap tidak mampu dilakukan oleh abang-abangnya sebagai senior aktivis pembela kepentingan rakyat-kini bocah seusia anak Sekolah Dasar (SD) tersebut, turun lapangan untuk melakukan orasi menyampaikan aspirasi warganya.

Tak tanggung-tanggung, dengan berpakaian seadanya dan kaki beralaskan sandal jepit, bocah gendut itu menenteng alat pengeras suara (megaphone) berorasi di halaman Kantor Bupati Bima, Senin (17/2/2020). Tanpa basa-basi, bocah tersebut berorasi menggunakan bahasa daerah. Sehingga tak sedikit para pengguna jalan raya mengabadikan moment yang dianggap kali pertama terjadi di daerah "Dana Mbojo". 

Berikut petikan kalimat orasi yang disampaikan bocah gendut menggunakan bahasa daerah Bima.

"Oe Umi Dinda, kasi ja pu ademu di mada doho madawara baju sekolah ke ni. Umi Dinda ore pu nuntu cowa naeee.. ra janji nggahi mu mbei piti rakyat pada si cowa samata." 

Dalam bahasa Indonesia; "Hai Umi Dinda, kasihanilah kami yang tidak ada baju sekolah saat ini. Umi Dinda banyak bohongnya. Janji yang diucapkan mu mau beri uang rakyat ternyata bohong semata."

| BACA JUGA |


Syarif, salah satu pengguna jalan raya menilai aksi heroic yang dilakukan seorang bocah tersebut adalah kali pertama terjadi sepanjang sejarah demonstrasi di Kabupaten Bima-NTB.

"Ini benar-benar memilukan. Masa bocah kecil (anak SD,red) demo Bupati," tandas Syarif. 

Hingga berita ini dipublikasikan, belum diketahui pasti apakah bocah gendut yang berorasi menuntut keadilan kepada pemerintahan Bupati Bima Hj Indah Dhamayanti Putri dan Wakil Bupati Bima Drs H Dahlan M Noer tersebut berasal dari kalangan anak sekolah atau anak yang putus sekolah lantaran tidak memiliki baju sekolah? 

Penulis: Ami
Editor: Adi Pradana