Turki Menangkap Saudara Perempuan dari Pemimpin ISIL

Semua Halaman

.

Turki Menangkap Saudara Perempuan dari Pemimpin ISIL

REDAKSI
Selasa, 05 November 2019
| Komandan Komando Sentral AS Jenderal Kenneth McKenzie memberi penjelasan kepada pers di Washington setelah serangan Abu Bakar al-Baghdadi. [File: Andrew Harnik / AP] |


| TURKY | Menurut seorang pejabat senior Turki, telah menangkap kakak perempuan pemimpin Negara Islam Irak yang terbunuh dan pemimpin Levant (ISIL atau ISIS) Abu Bakar al-Baghdadi dalam serangan di Suriah barat laut.

Pejabat itu mengatakan, bahwa pria berusia 65 tahun yang dikenal sebagai Rasmiya Awad ditahan bersama suaminya, menantu perempuan dan lima anaknya dalam sebuah kontainer trailer yang ia tinggali di dekat kota Azaz di provinsi Aleppo.

Orang-orang dewasa itu sedang diinterogasi. Katanya berbicara kepada kantor-kantor berita dengan syarat anonim, menyebut penangkapan itu sebagai intelijen "tambang emas".

"Hal semacam ini adalah tambang emas intelijen. Apa yang dia ketahui tentang (ISIL) dapat secara signifikan memperluas pemahaman kita tentang kelompok dan membantu kita menangkap lebih banyak orang jahat," kata pejabat itu.

Penangkapan itu terjadi beberapa hari setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan pada akhir Oktober bahwa pasukan AS melakukan operasi membunuh al-Baghdadi di provinsi Idlib Suriah.

Direktur komunikasi Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, penangkapan wanita itu adalah bukti tekad Turki untuk berperang melawan ISIL.

"Penangkapan saudara perempuan al-Baghdadi adalah contoh lain dari keberhasilan operasi kontra-terorisme kami," tulis Fahrettin Altun di Twitter awal Selasa.
"Banyak propaganda gelap melawan Turki telah beredar untuk menimbulkan keraguan tentang tekad kami melawan Daesh," tulisnya, menggunakan akronim Arab untuk ISIL.

"Kerja sama anti-terorisme kita yang kuat dengan mitra yang berpikiran sama tidak akan pernah bisa dipertanyakan."
Azaz adalah bagian dari wilayah yang dikelola oleh Turki setelah melakukan operasi militer untuk mengusir ISIL dan pejuang Kurdi yang dianggapnya "teroris" mulai 2016. Kelompok Sekutu Suriah mengelola daerah yang dikenal sebagai zona Perisai Eufrat.

Sumber berita Aljazeera
Editor: Adi Pradana