| Foto: Hence Mandagi | |
| SUMATERA
UTARA | Panasnya
terik matahari di atas puncak bukit Hutaginjang tak juga mengurangi sejuknya
tiupan angin dingin yang membuat seluruh peserta Kemah Pers Indonesia takjub
mengawali kegiatan di areal hutan lindung kawasan Geosite Kaldera Toba, Kamis
(14/11/2019) pekan lalu.
Pemandangan alam di ketinggian 1.650
kaki melatari luasnya Danau Toba dengan sederatan pulau nan indah makin
menambah semangat para wartawan dan pemimpin redaksi dari berbagai media menjelajahi
pengakuan UNESCO Global Geopark terhadap Geopark Kaldera Toba.
Dari puncak bukit Huta Ginjang peserta
Kemah Pers Indonesia mulai berselancar dengan kamera masing-masing merekam
keindahan alam Geosite tertinggi dari 19 Geosite yang terdapat di Geopark
Kaldera Toba. Geliat Kemah Pers Indonesia mulai memacu denyut Kaldera Toba agar
bisa mendunia lewat jejaring media.
Berlanjut ke Pulau Wisata Sibandang,
peserta dan pejabat Muspida Provinsi Sumatera Utara dan Kabupaten Tapanuli
Utara disambut hangat warga setempat. Acara pembukaan yang dihadiri sederet
pejabat dari Provinsi Sumut dan Kabupaten Tapanuli Utara menandakan Kemah Pers
Indonesia diakui dan didukung penuh oleh
pemerintah setempat. Diantaranya
hadir Kepala Dinas Kominfo Provinsi Sumatera Utara Muhammad Ayub mewakili
Gubernur Sumatera Utara, Bupati Tapanuli Utara yang diwakili Asisten 1 Setkab
Parsaoran Hutagalung, General Manager Pengelola Kaldera Toba yang diwakili
Kepala Dinas Pariwisata Sumatera Utara Unggul Sitanggang, Kepala Dinas Pariwisata
Tapanuli Utara, Kapolres Tapanuli Utara yang diwakili AKP Benyamin Pakpahan, Dandim
0210 Mayor Armed Wasno, Camat Muara Josua Napitupulu, dan sejumlah kepala desa.
Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara
bahkan secara resmi menyatakan menjadi pendukung utama pelaksanaan kegiatan
ini. Dukungan penuh pemerintah daerah dalam pelaksanaan kegiatan Kemah Pers
Indonesia ini membuktikan legitimasi organisasi pers dan media massa di luar
konstituen Dewan Pers di daerah ini cukup menggembirakan.
Propaganda Dewan Pers yang selama ini
mendiskreditkan organisasi pers di luar konstituen dan menuding ribuan media
yang belum terverifikasi sebagai media abal-abal justeru terbantahkan
melalui kegiatan Kemah Pers Indonesia ini. Serikat Pers Republik Indonesia menjawab
propaganda Dewan Pers tersebut dengan kegiatan berbasis kinerja. Inisiatif DPD
SPRI Provinsi Sumut menggelar kegiatan Kemah Pers Indonesia ini justeru
direspon sangat positif oleh pemerintah daerah. Bahkan sebagian besar peserta
yang hadir adalah wartawan dari media-media yang belum terverifikasi Dewan
Pers.
| Foto: Hence Mandagi | |
Dewan Pers boleh saja sibuk dengan
propagandanya menyebut media abal-abal yang belum terverifikasi dilarang
bekerja sama dengan pemerintah daerah. Kegiatan Kemah Pers Indonesia
membuktikan bahwa sebagian besar peserta yang berasal dari media-media yang
belum terverifikasi justeru malah berperan aktif membantu pemerintah daerah
melakukan promosi dan penyebaran informasi mengenai potensi wisata daerah,
khususnya Geosite Kaldera Toba.
Propaganda Dewan Pers tidak berlaku
dalam kegiatan Kemah Pers Indonesia. Pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara
justeru menggandeng DPD SPRI dan media-media partner Kemah Pers Indonesia untuk
mempromosikan potensi Geosite Kaldera Toba. Bahkan saat pembukaan berlangsung,
Pemerintah Provinsi Sumatera utara melalui Kepala Dinas Pariwisata menyatakan
secara resmi akan melibatkan DPD SPRI dan jaringan medianya untuk aktif
terlibat dalam pelaksanaan Festival Danau Toba pada bulan Desember ini.
Dukungan yang tak kalah luar biasa
datang dari Bupati Tapanuli Utara Nikson Nababan yang menugaskan secara khusus
Camat Muara Josua Napitupulu untuk mendampingi seluruh rangkaian kegiatan Kemah
Pers Indonesia dari pagi hingga malam hari selama tiga hari berturut-turut.
Beberapa lokasi wisata yang sempat
dikunjungi peserta Kemah Pers Indonesia salah satunya adalah Rumah Adat Batak
di Pulau Sibandang. Sejumlah rumah adat asli berumur ratusan tahun masih kokoh
berdiri di tengah rumah-rumah penduduk lainnya.
Peserta juga sempat mengunjungi lokasi
wisata Air Terjun Janji. Di lokasi ini peserta dilarang mengucapkan kata-kata
kotor. Dan konon ada sepasang pasutri yang sudah sejak lama tidak bisa memiliki
momongan, lalu membuat ikrar janji di depan air terjun ini dan setelah beberapa
bulan kemudian dikabarkan sang isteri berhasil mengandung dan kemudian memiliki
momongan.
Meninggalkan keindahan air terjun Janji,
rombongan peserta kemudian menyempatkan diri mengunjungi pengrajin tenun kain
songket. Menurut pengrajin di sini, setiap kain tenun songket dapat diselesaikan selama kurang lebih 7
hari. Harga kain tenun songket buatan tangan
ini berkisar satu hingga dua juta rupiah.
Keindahan alam di lokasi Geosite Spinsur
juga tak luput dari kunjungan peserta Kemah Pers Indonesia. Dipimpin langsung
oleh Ketua Panitia Devis Karmoy, peserta disuguhi pemandangan yang sungguh
sangat memanjakan mata. Berlatar pemandangan Danau Toba seolah terlukis alami
oleh goresan pulau-pulau yang melekat indah dibibir danau dari kejauhan.
Di penghujung acara Kemah Pers
Indonesia, peserta digiring ke rumah
pengasingan Presiden Pertama RI Soekarno untuk melihat-lihat situasi ketika
sang proklamator dulu pernah diasingkan di tempat ini.
Sebagai penutup seluruh rangkaian geliat
Kemah Pers Indonesia, peserta mengikuti symposium tentang pengakuan Geopark
Kaldera Toba sebagai Geopark dunia, dan terakhir adalah pelatihan jurnalistik
tentang tekhnik menulis berita feature oleh pemateri Pemimpin Redaksi media
Jayakarta Roso Daras.
*)
Penulis: Hence Mandagi