Program SPAM Menjawab Krisis Air Bersih di Dori Dungga

Semua Halaman

.

Program SPAM Menjawab Krisis Air Bersih di Dori Dungga

REDAKSI
Jumat, 25 Oktober 2019



| BIMA | Dori Dungga salah satu desa di Kecamatan Donggo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, kerap mengalami krisis air bersih setiap tahunnya. Bahkan kebutuhan vital untuk kehidupan itu menjadi pemicu konflik antar desa tetangga lantaran pipa penyalur air yang menuju Desa Dori Dungga sasaran diputus.

Di Desa Dori Dungga, diperkirakan ada 800 Kepala Keluarga (KK) membutuhkan air bersih. Sementara kebutuhan itu sendiri sangat mendesak setiap waktu. Salah satu upaya yang dilakukan warga sebelumnya, mereka mengambil air ke wilayah lain dengan menggunakan jasa ojek.

Perjuangan mereka ini menjadi perhatian banyak pihak. Baik dari Pemerintah Daerah bahkan Pemerintah Provinsi maupun Pusat.

Kabag Humaspro Setda Kabupaten Bima Candra M AP mengatakan, Pemerintah Daerah bersama Polri sebelumnya melakukan pendistribusian air di wilayah tersebut. Warga pun menjemput penyaluran air dari mobil tangki milik Polri dan BPBD Kabupaten Bima menggunakan jasa ojek.   

Kini, kata M Candra, Pemerintah Daerah dibawah komando dan koordinasi Bupati Bima Hj Indah Dhamayanti Putri bersama Dinas Perkim mendorong warga masyarakat untuk bersama-sama memperjuangkan dengan membangun Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) yang bersumber dalam desa itu sendiri. 

“Semula Bupati Bima Hj Indah Dhamayanti Putri telah menyusun rencana penanganan untuk mengambil air bersumber dari Oi Kangga’a dengan kedalaman 250 meter dari ketinggian kampung yang akan dilayani,” kata Candra. 

Dengan kolaborasi APBD—PAMSIMAS—APBDes Dori Dungga, perlahan lahan masalah krisis air tersebut teratasi. 

“Saya pikir ini bisa menjadi inspirasi untuk desa-desa lainnya. Sebab, masih banyak desa yang memperoleh air dengan gratis, tapi sering mengalami masalah akibat kurang tidak dikelola dengan baik,” kata Candra.

Sebelumnya, Candra melihat selama dirinya di BPBD, masyarakat masih menganggap air barang bebas yang bisa diakses gratis kapan dan dimana saja. Namun sebagian warga masyarakat sendiri kurang sadar bahwa ketika air langka, maka air yang semula barang sosial menjadi barang ekonomi yang harus dibayar mahal. 

Seperti kasus di Dori Dungga, dari sebelumnya mereka membeli air 5 jirgen dalam sehari dengan harga Rp10.000. Tapi sekarang mereka bisa memperoleh air setiap saat dengan biaya Rp25.000 per bulan.

“Manfaat inilah mendorong mereka gigih memelihara SPAM yang ada agar bermanfaat untuk jangka panjang. Semoga inspirasi mengelola SPAM tumbuh mulai dari Desa Dori Dungga Kecamatan Donggo,” harap Candra.

Penulis: Bunga
Editor  : Adi Pradana