| BIMA-NTB | Sejumlah pria ganteng di Kecamatan Bolo Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, yang melakoni diri sebagai Waria, mendapat pembinaan Rohani dari Ustadz Drs H Suaidin, Ustadz Saifuddin S.Pd Lc, dan Ustadz Jabir A.Md.
Pembinaan
rohani tersebut sebagai bentuk tindak lanjut tuntutan masyarakat dan beberapa
Ormas Islam di Kecamatan Bolo—pasca kasus yang menyeret Sahrul Ramadhan atas
tindakan yang dilakukan dalam dunia maya sehingga dinilai melanggar aqida Islam
dan sendi-sendi social masyarakat Kabupaten Bima, lebih khusus di wilayah Bolo,
pada beberapa pecan silam.
Camat
Bolo Mardiana SH dalam arahannya menyampaikan, bahwa pihaknya dan beberapa elemen
lainya memiliki niat yang baik untuk memperbaiki akhlak dan SDM yang ada di
Kecamatan Bolo khususnya, baik itu dari tutur kata, tingkah laku, pergaulan,
etika berpakaian hingga pada tingkat profesi yang mulia.
Mardiana
menyigung terkait penggunaan Medsos di era digital saat ini, agar tetap mengedepankan
etika serta syariat sesuai norma hukum dan agama yang berlaku.
“Kita
harus lebih bijak dalam menggunakan Medsos, jangan buat status dan postingan
yang menuai kontroversi, bisa-bisa nanti dijerat,” kata Mardiana.
Ia
mengingatkan kepada sejumlah Waria tersebut, agar tetap perbaiki
diri dalam kehidupan sosial serta terima kritikan sebagai media evaluasi diri.
“Hindari pergaulan bebas dan bangun komunikasi sosial di masyarakat, dan yang
lebih penting jangan lupa sholat,” harap Camat Bolo ini.
Kapolsek
Bolo IPTU Juanda juga menyampaikan bahwa pembinaan ini dilakukan sebagai bentuk
tindak lanjut usulan beberapa Ormas Islam pada bulan lalu, agar seluruh Waria
yang ada di Kecamatan Bolo diberikan pembinaan rohani.
Berkaitan
dengan kasus yang dialami Sahrul Rhamadan, Juanda kembali menegaskan, bahwa
perbuatan dalam pergaulan yang tidak terkendali, justru akan berakibat fatal
dimata hokum. “Bahkan tak sedikit Waria yang terindikasi menjual tramadol,” ungkap
Juanda.
“Alhamdulillah.., adik Sahrul Ramadhan
sudah kembali hidup normal. Saya juga berharap adik-adik yang hadir ini (Waria,red)
juga bisa mengikuti perubahan yang dilakukan dia (Sahrul,red) sesuai dengan tuntutan
agama Islam,” pinta Kapolsek Bolo.
Usai pembinaan
Kapolsek Bolo—siraman rohani Islam, pun disampaikan oleh Ustadz Drs H Suaidin,
Ustadz Saifuddin S.Pd Lc, dan Ustadz Jabir A.Md.
Salah
satu yang disampaikan adalah peristiwa besar dalam kisah suatu azab pedih dari
Allah SWT terhadap kaum Nabi Luth As pada zaman para nabi.
Ketika itu, akhlak penduduknya sangat
buruk sekali. Mereka tidak menjaga dirinya dari perbuatan maksiat dan tidak
malu berbuat kemungkaran, berkhianat kepada kawan, dan melakukan penyamunan. Di
samping itu, mereka mengerjakan perbuatan keji yang belum pernah dilakukan oleh
seorang pun sebelumnya di alam semesta. Mereka mendatangi laki-laki untuk
melepaskan syahwatnya dan meninggalkan wanita.
Saat itu, Nabi Luth ‘alaihissalam mengajak penduduk Sadum untuk
beriman dan meninggalkan perbuatan keji itu. Luth As berkata; “Mengapa kamu tidak bertakwa?”– Sesungguhnya aku adalah seorang
Rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu,–Maka bertakwalah kepada Allah dan
taatlah kepadaku.–Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan
itu; upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam.–Mengapa kamu
mendatangi jenis laki-laki di antara manusia,– Dan kamu tinggalkan istri-istri
yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang
melampaui batas.” (QS.
Asy Syu’ara: 160-161)
Ajakan nabi Luth tak dihiraukan. Bahkan
kaum Sadum justru ingin mengusir Luth dari negeri itu. Sehingga Allah SWT pun
mengutus tiga malaikat untuk member kabar kepada Lut As dan pengikutnya. Saat itu pula, negeri tersebut bergoncang dengan
goncangan yang keras. Seorang malaikat mencabut negeri itu dengan ujung
sayapnya dan mengangkat ke atas langit, lalu dibalikkan negeri itu. Bagian atas
menjadi bawah dan bagian bawah menjadi atas, kemudian mereka dihujani dengan
batu yang panas secara bertubi-tubi.
Allah Ta’ala
berfirman; “Maka ketika datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu
yang di atas ke bawah (kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari
tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi,–Yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan
siksaan itu tidaklah jauh dari orang-orang yang zalim.” (QS. Huud: 82-83).
Penulis: Adi Pradana