MEDIANUSANTARA.ID—Sudah 30 tahun
lebih, masyarakat di Desa Campa Kecamatan Madapangga, Kabupaten Bima Provinsi
Nusa Tenggara Barat ini, baru mulai mengakses jaringan internet. Karena puluhan
tahun belakangan ini, wilayah pedesaan tersebut terisolir jaringan
telekomunikasi. Namun kini, mereka dapat berkomunikasi dengan mudah setelah
Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) Kementerian Komunikasi
dan Informatika Republik Indonesia, membangun Site BTS di Desa Campa, Kamis
(22/11).
Pembangunan
sarana telekomunikasi tersebut, akan dilanjutkan dengan mempublikasikan Pemanfaatan
BTS Sinyal BAKTI.
Kepala Dinas
Komunikasi Informatika dan Statistik Kabupaten Bima H Abdul Wahab Usman SH,M.Si
mengatakan, pemerintahan daerah memberikan apresiasi atas upaya BAKTI
Kementerian Kominfo dalam membangun fasilitas BTS telekomunikasi ini.
Kesempatan tersebut juga
dimanfaatkan secara langsung oleh Wahab untuk menyampaikan laporan tentang
kerusakan BTS di beberapa titik dan kesanggupan pihak penyedia layanan untuk
segera melakukan agar dapat dimanfaatkan
secara optimal.
Dihadapan rombongan Kementerian Kominfo, Direktur PT SEI selaku
pelaksana membangun BTS dan warga setempat, Kadis juga menyampaikan komitmen
untuk mempersiapkan lahan yang diperlukan bagi pembangunan sejumlah BTS yang
sangat dibutuhkan masyarakat untuk kelancaran akses komunikasi.
Berkaitan dengan keberadaan
fasilitas BTS di seluruh wilayah Wahab menghimbau agar semua elemen turut
menjaga keamanan fasilitas tersebut, karena BTS di Campa dan wilayah lainnya
mengingat mahal ya nilai aset tower yang dibangun. “Aset infrastruktur BTS memiliki harga yang tinggi sekitar Rp.1
milyar per BTS,” jelas Wahab.
Direktur Utama BAKTI Anang Latif dalam sambutannya mengatakan, secara
umum biaya pembangunan dan biaya operasional untuk 1 BTS cukup mahal. Saat ini
prioritas pembangunan infrastruktur BTS pada Daerah kategori 3T (Terdepan
Terluar dan Tertinggal).
Oleh karena itu perlu dijaga
keamanan, sehingga nanti pada tahun 2020, Kominfo akan menggunakan satelit
sendiri atau tidak lagi melakukan penyewaan seperti saat ini.
"Ke depan,
pembangunan BTS untuk daerah yang masuk area "blank spot"—akan
langsung memanfaatkan aplikasi 4G di seluruh Indonesia dengan biaya Rp170 triliun. Sehingga tidak ada lagi wilayah yang
tidak terjangkau jaringan telekomunikasi atau blank spot,” terangnya.(adi)