HMI Bermanfaat

Semua Halaman

.

HMI Bermanfaat

REDAKSI
Senin, 07 Mei 2018



Himpunan Mahasiswa Islam pada awal pendiriannya 5 Februari 1947 silam, bisa dikatakan sebagai respon individu-induvidu merdeka pada waktu itu yang mencoba menghadirkan solusi bagi problem-problem keumatan, kebangsaan, dan kemahasiswaan. Karakter individu-individu merdeka tersebut, kemudian teriinstitusionalisasi dalam suatu lembaga dengan bentuk berhimpun yang sampai sekarang kita perjuangkan ini. Bentuk reaksi tersebut merupakan implementasi dari keinginan individu untuk hadir memberi kebermanfaatan sebagai konsekuensi logis panggilan nurani seorang intelektual.

Para pendiri HMI menghadirkan karakter mereka dalam bentuk organisasi, maka individu-individu yang bermanfaat itu menjadikan wadah yang mereka bentuk menjadi bermanfaat juga. Sehingga tolak ukur kebermanfaatan individu bisa dilihat dari wujud kebermanfaatan organisasi maka, sebaik-baiknya Himpunan adalah Himpunan yang paling banyak menghadirkan kebermanfaatan. Salah satu bentuk untuk tampil menjadi organisasi yang berpengaruh ditataran internal dan eksternal adalah menghadirkan tokoh yang menjadi patron dan kiblat intelektual dan gerakan di lingkup HMI Cabang Malang.

HMI melalui kerja-kerja perkaderannya harus berorientasi pada usaha melahirkan kader-kader terbaiknya untuk menjadi rujukan perkaderan. Hal ini penting untuk dikampanyekan, agar suasana organisasi ini tidak hanya melulu melihat tokoh struktural menjadi patron yang mendominasi organisasi, tetapi secara ideal merubah paradigma tersebut untuk menghadirkan sosok-sosok yang mumpuni pada ranah intelektual dan gerakan agar juga bisa menjadi tokoh yang berpengaruh dalam hal mengimbangi dominasi tokoh-tokoh struktural organisasi.

Usaha ini akan dimaksimalkan melalui agenda penelitian dan pengamatan terhadap kader-kader yang berpotensi disetiap komisariat di lingkup HMI Cabang Malang yang dilakukan oleh fungisonaris pengurus HMI Cabang Malang yang dibantu dengan keberadaan BPL, Kohati, dan Korkom.
Setiap Institusi harus memberikan perwakilan kader potensial yang nantinya akan disediakan wadah khusus sebagai arena penempaan kualitas melalui training-training formal maupun informal yang dilakukan HMI Cabang Malang. Kader-kader terbaik tersebut akan diberi segala perangkat keilmuan, keterampilan terkait intelektulisme dan gerakan serta akan dibuatkan panggung untuk mengaplikasikan kemampuan intelektual dan kemampuan gerakannya. Semua ini bertujuan agar siklus intelektual dan suhu gerakan HMI Cabang Malang mampu dihidupkan kembali oleh kader-kader yang produktif bukan kader yang pragmatisme.

Upaya-upaya penyadaran untuk menghidupkan sensitivitas gerakan civil society bisa dilakukan dengan menghimpun seluruh potensi gerakan masyarakat untuk ikut membahas dan mengkaji masalah kebijakan pemerintah. HMI Cabang malang mempunyai bidang-bidang eksternal yang salah satunya berfungsi sebagai detektor penyimpangan kebijakan pemerintah. Kerja bidang eksternal harus dimulai dari konsolidasi gerakan melalui silaturahmi dan upaya komunikasi dengan setiap komponen gerakan masyarakat.
Menghidupkan ruang-ruang publik adalah prioritas utama dalam menghadirkan budaya kritisisme masyarakat dalam menikmati udara demokrasi. Parlemen jalanan harus hidup dan berkembang sebagai satu tanda hadirnya gerakan Civil society sebagai syarat membaiknya demokrasi dikota Malang.

Dalam AD HMI pasal 6 secara tegas dan gamblang, HMI memilih taqdir untu tampil menjadi organisasi yang bersifat Independen. Independen harus benar-benar dipahami sebagai sikap tidak menggantungkan diri dan nasibnya kepada organ lain ataupun pemerintah sekalipun. Posisi ini harus benar-benar diperjelas dalam masa sekarang bahkan masa yang akan datang.
Kedekatan dengan pemerintah harus diminimalisir karena pertimbangan psikologis person fungisionaris HMI Cabang Malang sebagai sebuah kesatuan dengan HMI Cabang Malang secara kelembagaan, hal itu dijelaskan dalam penafsiran tafsir independesi etis HMI. HMI Cabang Malang dengan pendekatan objektivitas akademik harus mampu menjadi bagian penting dalam mempengaruhi kebijakan yang keluar dari pemerintah. Memasifkan gerakan adalah instrumen strategis dalam langkah mengawal proses keluarnya kebijakan oleh pemerintahan. Menghadirkan kritik yang subtantif, dan mampu menawarkan solusi sebagai bentuk kontribusi HMI kepada pemerintahan. Sebab, kader HMI bukan tempatnya menyelesaikan masalah dalam ruangan dengan pemerintah tetapi jalananlah yang menjadi ruang untuk menyelesaikan masalah. Secara logika pemerintah harus berani membuktikan dirinya sebagai wakil dari masyarakat yang harus turun langsung menemui rmasyarakat bukan menunggu masyarakat berteriak.
Sesungguhnya menjaga organisasi ini dalah tugas kita bersama. Organisasi HMI adalah warisan suci dari para pendirinya yang dengan ikhlas menghadirkan HMI sebagai wadah untuk menempa kader-kader ummat dan bangsa yang berkualitas. Realitas HMI akhir-akhir ini membuat banyak orang khawatir HMI sudah tidak seprogresif dulu. Tapi mengupayakan HMI untuk tetap berada pada khittah perjuangannya harus tetap  dilakukan.
Perubahan tidak bisa kita tunggu turun dari langit. Perubahan juga tidak bisa melulu kita harapkan lewat do’a-do’a semata, perubahan harus dijemput paksa oleh setiap insan yang mendambanya. Bukankah Allah SWT tidak akan merubah nasib suatu kaum sebelum kaum itu berusaha merubah nasibnya. Mari sama-sama benahi organisasi ini dengan segala daya dan upaya yang kita punya untuk menjadikan organisasi HMI yang BERMANFAAT. YAKUSA..(*)


Penulis: Asdul Ghiffary (Sekretaris Umum HMI Cabang Malang)
Kandidat Ketua Umum HMI Cabang Malang 2018/2019.