MEDIANUSANTARA.ID--Tema kegiatan bacarita orang Maluku merupakan agenda tahunan munculnya Tahuri untuk membawa isu isu kebudayaan Maluku, yang bisa dibilang perlahan-lahan mulai terkikis habis oleh zaman dan generasi yang seolah-olah acuh dengan semua masalah kemanusiaan di Maluku.
Minggu, (18/02/2018) bertempat di Parkiran 1 UMM Kampus 3.
Tahuri hadir untuk menyambung isu-isu kemanusiaan Maluku sekaligus memperkenalkan kebudayaan Maluku kepada generasi muda yang ada di Malang.
Dalam kegiatan ini menampilkan Tarian Soya-soya, Kapita, Teaterikal dan Musikalisasi Puisi, yang diadakan di Parkiran 1 UMM Kampus 3, Ahad (18/2/2018) kemarin.
Rafly Difinubun selaku Ketua Umum Tahuri ARR menyampaikan harapannya bahwa langkah tersebut adalah awal, dimana komunitas Sastra Budaya Maluku yang pertama hadir, dan menggambarkan sisi positifnya dikalangan luas khususnya Kota Malang. Sehingga, tidak hanya dilihat sisi negatifnya dalam wilayah anarkisme, melainkan dengar hadirnya komunitas Tahuri art di Malang mampu membuka mata kita bahwa Maluku tidak hanya menampilkan sisi anarkisme.
"Semoga Tahuri ART terus umur panjang dan selalu mencipta karya-karya sastra sebagaimana tokoh-tokoh yang sudah dikenal oleh masyarakat luas," Rafli.
Sementara, Ahmad Yani salah satu penonton dalam pentas budaya tersebut, menyampaikan apresiasi dan bangga atas munculnya komunitas sastra Maluku Tahuri ART yang baru berumur satu tahun, namun sudah berhasil dikenal oleh kalangan masyarakat luas khususnya di Kota Malang.
"Budaya kearifan lokal seperti ini harus dijaga dengan maksimal," ujarnya.(Reza)