(Foto: DARI BERBAGAI SUMBER) |
MEDIANUSANTARA.ID—Umat Islam di
Indonesia mengecam tindakan pembantaian terhadap warga Muslim di Rohingya. Kekejaman
yang dilakukan oleh militer Myanmar terhadap warga muslim tersebut, membuat Bathin
umat Islam di Indonesia menjerit setelah menyaksikan rekaman video dan gambar
anak-anak, wanita muslimah yang teraniaya.
Duta Partai
Kebangkitan Bangsa (PKB) di DPRD Kabupaten Bima H Mustahid H Kako, mengecam
tindakan pembantaian warga muslim tersebut. “Itu tindakan tak berprikamanusiaan.
Pemerintah Indonesia segera mengambil langkah untuk menghentikan tindakan
biadab tersebut,” harapnya.
(Foto: DARI BERBAGAI SUMBER) |
Air mata umat
Islam tak bisa tertahan setelah melihat dan saksikan berita (foto dan video)
tentang Kejahatan Ashin Wirathu dan para biksu Budha Myanmar. Sebab, itu adalah
sebuah tayangan drama kekejaman yang jauh melampaui kekejaman dan kebiadaban
yang pernah ada di dunia selama ini.
Hal itu pula, bukan
tidak mungkin akan menjadi pemicu perang horisontal di kawasan Asia yang akan
meluas ke perang dunia. Sebab, negara-negara mayoritas Muslim khususnya dan sebagian
negara-negara Eropa dan Amerika umumnya, tidak akan menerima kekejaman di
Myanmar terjadi tanpa sanksi tegas di abad 21 ini.
H Mustahid mengajak
seluruh umat Islam di dunuia, khususnya di Indoensia—untuk bergabung dalam
PETISI, guna mendesak agar "Pemerintah Indonesia" pro aktif, menyeret
Ashin Wirathu dan semua biksu serta militer Myanmar yang terlibat ke Mahkamah
Internasional. “Tindakan semacam ini merupakan cerminan bangsa Indonesia yang
cinta perdamaian dunia sebagaimana yang digariskan dalam konstitusi,” tegasnya.
(Foto: DARI BERBAGAI SUMBER) |
“Tidak ada cara
lain selain Indonesia pro aktif menyelesaikan pelanggaran Hak Azasi Manusia
yang terjadi secara massif dan terstruktur di Myanmar saat ini, apabila ingin
ketenteraman Indonesia dan dunia terpelihara,” lanjutnya.
Ia menilai, jika
tidak dilakukan, maka kejahatan Rezim Myanmar akan benar-benar bisa menjadi
"inspirasi" tindakan kejahatan manusia di abad 21. Dan, taruhannya
manusia abad 21 akan kehilangan nilai kemanusiaannya.
“Dampaknya,
Indonesia yang sudah panas, akan kehilangan basis implementasi toleransi,
kebhinekaan dan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila,” tegas Ketua DPC
PKB Kabupaten Bima itu.(adi)