MEDIANUSANTARA.ID—Kawasan Teluk
Saleh-Moyo-Tambora (SAMOTA) yang membentang pada tiga Kabupaten di Pulau
Sumbawa yang menawarkan potensi sumberdaya laut dan darat, sangat mungkin
menjadi magnet percepatan pengembangan
dan investasi di kawasan tersebut.
Hal
itu disampaikan Ketua Tim Percepatan Pengembangan Investasi WPS
Saleh-Moyo-Tambora (SAMOTA) Drs H Badrul Munir MM, saat melakukan sosialisasi program di Aula Kantor Bupati Bima, Jum’at
(31/3/2017).
Badrul
memaparkan, SAMOTA menjadi konsep yang diakui secara nasional dan termasuk
dalam Masterplan Percepatan Pembangunan Infrastruktur (MP3II) pada pemerintahan
Presiden SBY yang menggabungkan isu
darat dan laut, sehingga potensinya luas biasa untuk dikembangkan.
“Kawasan
seluas Pulau Bali dan Lombok ini memiliki potensi amat besar untuk digali
menuju destinasi pariwisata dan ekonomi maritim kelas dunia. Kerja SAMOTA bukan
hanya membangun budaya, tapi membangun peradaban. Sebab di sebelah barat Pulau
Sumbawa berhadapan dengan peradaban Bali dan Lombok. Kemudian sebelah Timur
berhadapan dengan peradaban Flores,”
papar mantan Wakil Gubernur NTB itu.
Badrul
mengatakan, untuk menuju pariwisata berkelas dunia, maka ada empat sektor
unggulan yang dapat dikembangkan. Yaitu pariwisata, kelautan perikanan,
agribisnis dan ekonomi kebudayaan.
Dari sisi
potensi, Tambora merupakan Taman Nasional, geowisata, agrowisata dan sejarah.
Sementara Teluk Saleh merupakan aquarium raksasa dunia serta Pulau Moyo
memiliki potensi taman berburu, taman laut, agrowisata dan budaya. “Bila semua
potensi tersebut digabung, maka Pulau Sumbawa akan menjadi destinasi pariwisata
dan ekonomi maritim kelas dunia,” katanya.
Disampaikan
pula, dalam kerangka SAMOTA juga ada 17 simpul yang bisa dikembangkan. Yaitu kawasan Sanggar dan Kebun kopi serta diskenariokan menjadi
kawasan pengembangan budaya. “Maka perlu secepatnya pengaspalan ruas jalan
lingkar Teluk Saleh-Tambora-Sanggar-Sampungu hingga Kecamatan Bolo diselesaikan
hingga 2018 mendatang,” harapnya.(adi)