Lokasi Pembangunan Relokasi Rumah Banjir di Desa Tambe, Kecamatan Bolo, Bima-NTB. |
| BIMA – NTB | Kehadiran proyek rumah relokasi banjir berlokasi di So’ Lante Desa Tambe Kecamatan Bolo Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, dalam masalah besar. Salah satunya munculnya ketegasan penolakan keras dari warga masyarakat terkait sumur bor ‘Canada’ yang menjadi bagian dalam proyek tersebut.
Proyek senilai Rp36 miliar yang
bersumber dari Pemerintah Pusat itu, juga dirundup persoalan urgen atas adanya dugaan
konspirasi yang merugikan warga masyarakat .
Dari beberapa fasilitas yang dibangun berupa
irigasi, setup, bronjong dan lapangan volly—terbentur diatas sertifikat tanah
tanpa lahan. Bahkan tukar guling tanah, pemberdayaan untuk masyarakat lokal dan
pembayaran ganti rugi jagung yang sudah dibabat untuk persiapan pembangunan
relokasi, pun tak kunjung dibayarkan oleh pemerintah daerah.
ARTIKEL TERKAIT:
* Pemerintah Bangun 185 Unit Rumah Diperuntukkan Korban Banjir
| BACA JUGA |
* Bupati Bima Jangan Bungkam Persoalan Mega Proyek Rp3,4 Miliar di Desa Timu
* Tak Terbantahkan, PPK Mega Proyek Rp3,4 Miliar Mengaku Lemahnya Pengawasan
Proyek pembangunan rumah relokasi banjir
sebanyak 185 unit itu diperuntukan bagi korban banjir dari empat kecamatan, Kecamatan
Bolo, Woha, Monta, dan Madapangga. Akibat menuai masalah di lapangan, kegiatan proyek
tersebut dihentikan oleh warga.
Sementara, Sukman—salah satu pemilik
tanaman jagung yang sudah terlanjur dibabat di lokasi proyek—mempertanyakan ganti
rugi dari Pemerintah Daerah Kabupaten Bima. Padahal sebelumnya, dari kesepakatan
yang disampaikan kepada petani jagung untuk dibayarkan, namun kenyataan sampai
hari ini pihak dari pemerintah daerah masih membungkam.
Lebih ironis lagi—sejumlah sertifikat
yang diterbitkan diatas lahan milik orang lain diduga kuat masuk dalam agunan pada
salah satu Bank Perkreditan di wilayah Kecamatan Bolo. Sertifikat itu diketahui
terbit pada tahun 2010 melalui program LC.
Penulis: Adi Pradana