| Sekertaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bima Drs HM Taufik HAK M.Si | |
|
BIMA-NTB |
Upaya percepatan pengembangan dan pembangunan sektor pariwisata dan ekonomi
kreatif di 11 kawasan koordinatif terus dilaksanakan Badan Pelaksana Otorita
Labuan Bajo Flores (BPOLBF) dengan kembali menggelar rapat koordinasi bersama
unsur pentahelix melalui Kelompok Kerja lingkup Pemerintah kabupaten Bima, Nusa
Tenggara Barat (NTB).
Rapat Koordinasi Kelompok Kerja tersebut
mengusung tema “Komunikasi, Koordinasi, Kolaborasi pariwisata Kreatif
Berkelanjutan dan Berdaya Saing" dan berlangsung selama 2 hari, 21–22
Juni 2021 di Hotel Marina Inn Kota Bima, NTB.
Direktur Utama (BPOLBF) Shana Fatina
dalam sambutannya melalui Direktur Industri dan Kelembagaan Pariwisata BOPLBF
Neysa Amelia menjelaskan, peran utama BPOLBF sebagai akselerator pembangunan
pariwisata melalui fungsi otoritatif dan koordinatif di kawasan Labuan Bajo dan
11 Kabupaten lainnya di Bima, Flores, Lembata, dan Alor bisa terlaksana jika
sinergitas lintas instansi dan lembaga berjalan dengan baik.
"Koordinasi lintas kementerian,
lintas kabupaten dan lintas kelembagaan menjadi komitmen BPOLBF, sehingga
sinergitas dalam pembangunan pariwisata di Labuan Bajo, Flores dan Bima
terlaksana seiring dengan ditetapkannya Labuan Bajo Flores sebagai Destinasi
Pariwisata Super Prioritas," terang Neysa.
Neysa menegaskan, sebagai akselerator
pembangunan dalam mengembangkan pariwisata dan ekonomi kreatif yang berdaya
saing, BPOLBF tentu tidak bisa bekerja sendiri. Keterlibatan unsur pentahelix
(akademisi, pelaku bisnis, komunitas, pemerintah, dan media) sangatlah
dibutuhkan.
"Sehingga diharapkan melalui
sinergitas ini, pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif Kabupaten Bima yang
berkelanjutan dan berdaya saing mampu diwujudkan melalui sistem perencanaan,
serta monitoring yang baik," lanjutnya.
Di kesempatan yang sama, Bupati Bima
melalui Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Bima Drs HM Taufik HAK M.Si
memaparkan, bagaimana kebijakan Pemerintah Kabupaten Bima dalam menjalankan
amanah memperkuat Destinasi Wisata Prioritas di Kabupaten Bima pada 2021 hingga
2025.
“Terdapat 6 kawasan prioritas
pengembangan pariwisata di kabupaten Bima diantaranya Kawasan SALAWA (Sape,
Lambu, Wawo), Kawasan Sangiang Api, Kawasan Lewa Mori, Kawasan Tanjung
Langgudu, Kawasan Lingkar Tambora dan Kawasan Donggo dan sekitarnya.
Pengembangan Ke 6 kawasan tersebut tertuang di dalam Rencana Induk Pembangunan
Pariwisata Daerah (RIPPARDA) Kabupaten Bima," kata Taufik.
Pengembangan kawasan prioritas tersebut
lanjutnya, difokuskan pada peningkatan pertumbuhan ekonomi wilayah Kecamatan
Sape dan Kecamatan Lambu dalam memajukan kebudayaan Bima, mengangkat citra
Bima, sebagai destinasi kelas dunia serta menjaga kelestarian lingkungan
wilayah Kecamatan Sape dan Kecamatan Lambu.
Sebagai informasi, Bima sendiri adalah 1
dari 11 kabupaten kawasan koordinatif BPOLBF yang meliputi hanya 2 kecamatan,
yaitu Kecamatan Sape dan Lambu.
Selain itu, ke 2 Kecamatan baik
Kecamatan Sape dan Lambu di Kabupaten Bima tersebut merupakan Kawasan/Area
Penyangga dan Transisi Cagar Biosfer Komodo yang ada di Pesisir Timur Sumbawa
(Nusa Tenggara Barat) selain Kab Manggarai Barat di Pesisir Barat Flores.
Kawasan Cagar Biosfer Komodo ditetapkan UNESCO pada tahun 1977, yang juga
meliputi Taman Nasional Komodo (ditetapkan sebagai Taman Nasional pada
tahun 1980 dan menjadi situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1991) sebagai
kawasan intinya seluas 173.300 ha.
Laporan:
Yan Suryadin