|
BIMA-MN | Dalam
upaya percepatan Gerakan Literasi, Program INOVASI bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Bima dan STKIP Taman
Siswa Bima memfasilitasi sekolah sasaran program sebanyak 21 Sekolah Dasar (SD)
dan 4 Madrasah Ibtidaiyah (MI) pada sembilan desa di Kecamatan Sape, Monta dan
Langgudu.
Sekolah-sekolah tersebut sebelumnya diseleksi
oleh Tim terpadu Bappeda, Dikbudpora, DPMD, Dinas Perpustakaan dan pegiat
literasi kabupaten Bima yang difasilitasi oleh INOVASI.
Demikian salah satu poin penting yang
dipaparkan Tim Gerakan Masyarakat Sadar Literasi (GEMAR) Literasi Kabupaten
Bima dihadapan 15 peserta Workshop Lokasi Sasaran Program yang berlangsung di
Kantor Bappeda Kabupaten Bima, Jum’at (23/4/2021).
Koordinator Tim Gemar Literasi STKIP
Taman Siswa Dr Syarifudin S.Si., M.Pd dalam pemaparannya dihadapan perwakilan
Bappeda, Dinas Dikbudpora, Dinas Perpustakaan dan Arsip, Kantor Kementerian Agama, Dinas Kominfo dan
Statistik, Jajaran STKIP Taman Siswa dan fasilitator INOVASI mengungkapkan
tahapan kegiatan GEMAR Literasi yang berlangsung 12 bulan tersebut.
Menurutnya sejumlah tahapan Rembuk
Pendidikan Kabupaten Bima telah dilakukan, mulai dari eksplorasi, penentuan
masalah prioritas dan identifikasi solusi.
“Mengacu pada hasil rembuk tersebut,
terdapat kelompok anak yang mengalami kesulitan terberat dalam mengembangkan
kecakapan dasar seperti literasi numerasi karakter di Kabupaten Bima,” kata Dr
Syarif.
Di satu sisi, terdapat 8 kelompok
anak-anak yang mengalami kesulitan terberat dalam mengembangkan kecakapan
dasar. Siswa tersebut tinggal di wilayah 3T, keluarga ekonomi rentan dan tidak
tinggal bersama orang tua. Disamping adanya siswa berkebutuhan khusus yang
masuk SD tanpa melalui pendidikan pra sekolah. Juga faktor kurangnya dukungan
keluarga dan masyarakat serta sering diajak orang tua dalam kegiatan ekonomi
berladang dan mencari nafkah.
Sementara di sisi lain lanjut Dr.
Syarif, fakta didapatkan, sekolah belum memberikan layanan optimal bagi siswa
dengan hambatan terberat serta kebijakan belum sepenuhnya berpihak kepada siswa
dengan hambatan terberat. Faktor lainnya yang turut berperan adalah peran
masyarakat dan orang tua bagi siswa dengan hambatan terberat masih
terbatas dan belum sesuai harapan
Penentuan sasaran program sebanyak 21
Sekolah Dasar (SD) dan 4 Madrasah Ibtidaiyah (MI) tersebut mengacu pada
kriteria Desa miskin, daerah dengan
kantong anak sebagai pekerja, daerah dengan orang tua bekerja sebagai
petani/TKI yang meninggalkan anak serta
daerah dengan jumlah peserta didik dan guru tinggi.
“Kita berharap program literasi dasar
yang inklusif di tingkat Sekolah Dasar dan desa serta terjadinya proses
penguatan kapasitas kelembagaan antara pemerintah dengan lembaga kependidikan
dalam kerangka program literasi dapat terlaksana,” imbuhnya.
Sebelumnya, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala
Bappeda Kabupaten Bima H Fahrudin S.Sos. M.Ap yang membuka workshop tersebut
mengungkapkan, strategi pelaksanaan gerakan literasi mencakup program pengelolaan pendidikan, program
pendidikan dan tenaga kependidikan serta
program pembinaan kepustakaan.
Strategi tersebut didukung fitur utama
yang mencakup literasi berkarakter, pendekatan inklusif untuk anak-anak yang
mengalami kesulitan terberat dan memperkuat kepemilikan desa terhadap sekolah
sebagai satu kesatuan masyarakat serta ketersediaan data spesifik dari sekolah,
desa dan kabupaten.
Disamping elemen tersebut, terdapat
fitur lanjutan dimana semua anak SD dan Madrasah di Kabupaten Bima memiliki
keterampilan literasi dasar yang berkarakter.