|
BIMA – NTB |
Siapa yang tak kenal dengan Ady Mahyudi. Yaitu salah satu kader terbaik PAN
yang memiliki kharismatik sehingga tampil sebagai orang kedua dari pasangan
calon Bupati dan Wakil Bupati Bima tahun 2020.
Nama Ady Mahyudi begitu tersohor dan disayangi
oleh masyarakat di sejumlah pelosok desa yang ia kunjungi. Apalagi di wilayah
Kecamatan Bolo—politikus dari Partai Amanat Nasional (PAN) ini, selalu dikenang
dan disebut-sebut oleh masyarakat luas hingga ditingkat kalangan bawah.
Sebagai salah satu tokoh dengan puncak
elektabilitas yang terus meningkat, Ady Mahyudi tetap menempatkan dirinya
sebagai kalangan biasa meskipun dengan perbedaan status social, sehingga setiap
langkah dan komunikasi dengan warga masyarakat di tingkat bawah, dirinya lebih mudah
diterima bahkan dianggap sebagai keluarga.
Menarik memang. Apa yang ada dalam
kepribadian Ady Mahyudi ternyata menyimpan kisah perjalanan karir politiknya
hingga ia menjadi wakil rakyat di tingkat Provinsi NTB tahun 2019.
Tak ada yang mustahil. Jika ingin
dikenal dan disenangi oleh masyarakat, maka janganlah bersikap sombong.
Berbuatlah apa yang bisa dilakukan untuk kepentingan masyarakat. Jangan selalu
berharap dibalik perbuatan baik yang dilakukan sebelumnya. Yakinkan, yang
diperbuatkan itu akan menjadi amal ibadah disisiNYA termasuk dalam penilaian
masyarakat sendiri.
Segelumit gambaran kehidupan yang
dijalani oleh Ady Mahyudi—orang kedua dari Paslon SyafaAD ini—begitu dikenal
dan disayangi masyarakat Kecamatan Bolo
seperti pada saat jadwal kampanye blusukan mulai dari Desa Sanolo,
Sondosia, Darussalam, Nggembe, Rada dan Tumpu, Sabtu (17/10/2020) kemarin.
Kehadiran H Syafruddin - Ady Mahyudi
(SyafaAD) dalam kegiatan kampanye blusukan di Kecamatan Bolo kemarin, seakan
menjadi magnet. Warga masyarakat dari enam desa tersebut keluar untuk menyambut
Paslon nomor urut dua dengan jargon Perubahan.
Agenda demi agenda yang dilaksanakan
hingga pengukuhan tim pemenangan SyafaaAD di Desa Nggembe, yang mana didalamnya
juga ada Ketua PK Golkar Kecamatan Bolo (Arifin,red) dengan sikap bergabung
memenangkan SyafaAD dalam Pilkada 2020 ini.
Dari Desa Nggembe, romgongan H
Syafruddin - Ady Mahyudi bertolak menuju Dusun Bontoranu Desa Rada untuk
melaksanakan shalat Ashar.
Dari Masjid di Dusun Bontoranu Desa Rada—Ady
Mahyudi diminta untuk berjalan kaki guna menyapa warga yang setia menunggu
blusukan SyafaAD sepanjang jalan raya desa tersebut. Ady Mahyudi pun disambut
seperti sanak keluarga. Warga satu persatu memeluknya. Percakapan kecil antara
Ady dengan warga seakan berada dalam sebuah fenomena keluarga. Kepekatan
emosional pun terlihat dalam blusukan itu. Nama Ady Mahyudi tidaklah asing bagi
masyarakat Desa Rada. Karena setiap tahunnya, komunikasi tetap terjaga di desa
itu.
Hingga memasuki Desa Tumpu, kehadiran
Ady Mahyudi pun disambut dengan hal serupa. Pelukan demi pelukan menjadi sebuah
kode bahwa warga masyarakat setempat sangat merindukan sosok kepemimpinan kedua
tokoh tersebut.
Seperti respon dari seorang pak
Haji—boleh terbilang berusian rentang. Saat dihampiri, Ady Mahyudi langsung
dipeluknya. Dengan rasa dan penuh haru, pak Haji seakan tak mau lepas dalam
pelukan itu. Hingga ia pun meminta sebatang rokok. Salah satu anggota tim pun
memberikannya. Sebaliknya pak Haji menginginkan agar Ady Mahyudi menyalakan
korek gas diujung lipatan tembakau tersebut—lalu ia berucap; “selamat dan
sukses,” tutur pak Haji itu dengan penuh semangat.
Derap langkah Ady Mahyudi mendampingi H
Syafruddin dalam kampanye blusukan tersebut, tak pernah lelah. Pencapaian
kemenangan seakan berada didepan mata. Blusukan pun terus dilakukan seiring
berjalannya waktu hingga berakhir di Desa Kananga yang merupakan tempat
kelahiran Paslon Bupati Bima Drs H Syafruddin HM Noer.(Advertorial)
Penulis:
Adi Pradana