Katanya Dana BST Dipotong Rp50 Ribu, Kadus: Saya Diberi Tanda Terimakasih

Semua Halaman

.

Katanya Dana BST Dipotong Rp50 Ribu, Kadus: Saya Diberi Tanda Terimakasih

REDAKSI
Selasa, 26 Mei 2020


| BIMA - NTB | Setiap ada penyaluran bantuan social, kerap saja terjadi dugaan pemotongan dari nilai yang diterima oleh penerima bantuan. Apalagi penyaluran bantuan di tengah Pandemi CoVid-19 saat ini—seakan dijadikan lahan untuk mendapatkan keuntungan.

Dugaan ini terjadi di Desa Rato Kecamatan Bolo, Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat. Dimana salah satu penerima Bantuan Sosial Tunai (BST) dari Kemensos RI di desa tersebut, mengaku dipotong Rp50 ribu dari jumlah uang yang ia diterima. 

Hal ini dikeluhkan oleh salah satu warga penerima di Dusun Manggenggula Desa Rato berinisial IS. Menurutnya, pemotongan itu dilakukan oleh oknum Kadus WY sebesar Rp50 ribu sebagai uang capek.

"Pemotongan ini bervariatif. Ada yang yang Rp50.000 hingga lebih," kata inisial IS kepada wartawan, Ahad (25/5/2020).

Pada pendataan sebelumnya, Lanjut dia, oknum kadus ini mendata sejumlah kepala keluarga sebagai penerima BST. Namun dibalik itu, ada catatan pentingan yang seakan menjadi kesepakatan bahwa ketika bantuan keluar, maka dia harus mendapat kebagian dari uang yang diterima oleh pemanfaat.

“Uang yang dipotong itu nanti sebagai uang capek,” tandasnya.

Kepala Dusun Manggenggula berinisial WY yang di konfirmasi di Kantor Desa Rato, Selasa (26/5/2020) pagi, membantah adanya tuduhan seperti itu.

"Tidak seperti itu kejadiannya. Sesaat setelah pencairan, saya didatangi mereka (IS,red) kemudian menyodorkan uang Rp50 ribu sebagai tanda terimakasih," katanya.

Disinggung jumlah penerima BST di Dusun Manggenggula, kata WY, itu tidak sampai 10 orang. 

Saat itu pula, Kepala Desa Rato Junaidin, juga meluruskan hal tersebut, hingga WY diminta untuk menjelaskan seperti apa yang terjadi di lapangan.

"Saya jamin, jika ada bawahan saya yang berani memotong langsung bantuan tersebut, akan diambil tindakan. Namun, kalau pun dikasih secara ikhlas oleh warga, itu mungkin lain cerita," kata Junaidin.

Sementara itu, data desa setempat menyebutkan, dari 1.690 jumlah Kepala Keluarga (KK) di Desa Rato, hanya 800 KK saja yang terkafer sebagai penerima manfaat. Dengan rincian 100 KK penerima JPS Bima Ramah, 57 KK JPS NTB Gemilang, 135 KK penerima BLT DD dan 407 KK penerima BST dari jumlah yang diusulkan sebelumnya sebanyak 422 KK.

Penulis: Adi Pradana