Komentar
/ MEDIANUSANTARA.ID / Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, berhasil menempati Peringkat III dalam konvergensi pencegahan dan penanganan stunting. Posisi tersebut diraih dari delapan daerah yang dinilai Tim Pemerintah Provinsi NTB.
Kepala Bidang Perencanaan Sosial dan Budaya Bappeda dan Litbang Kabupaten Bima, Raani Wahyuni ST.MT.M.Sc mengatakan, penilaian ini berdasarkan progres konvergensi stunting yang terdiri dari poin aksi 1-4 dari 8 aksi konvergensi stunting yang didalamnya mencakup aspek Analisis data, Rencana kegiatan, Rembug stunting dan Peraturan Bupati tentang peran desa dan kecamatan dalam pencegahan dan penanganan stunting.
Aspek lainnya yang menjadi titik berat penilaian adalah pembinaan Kader Pembangunan Manusia (KPM), Manajemen Data dan Review Kinerja Tahunan.
"Dari target empat aksi yang dipersyaratkan sampai Juli 2019, Kabupaten Bima berhasil membuat lompatan progres capaian hingga aksi lima," ujar jebolan S2 dari negara Belanda ini.
Raani mengatakan, dukungan penuh Bupati dan Wakil Bupati Bima, memegang peranan penting karena menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam penanganan stunting. Termasuk dukungan perangkat daerah terkait, kecamatan dan desa yang berperan aktif melalui kebijakan penyaluran anggaran OPD dan APBDes.
Hasil kinerja ini juga merupakan kolaborasi multipihak dengan Perangkat Daerah yakni Bappeda, Dikes, DPMD, DKP, Dinas Perkim, Dikbudpora dan Dinas Kominfostik.
"Termasuk peran media massa dalam pemberitaan dan sosialisasi konvergensi stunting yang diakui Tim Panelis sebagai salah satu untuk dipetik dari Kabupaten Bima," ucap Raani.
Tim Panelis menetapkan Kabupaten Sumbawa sebagai Juara I disusul Kabupaten Lombok Timur pada Juara II. Penghargaan diserahkan oleh Kepala Bappeda Provinsi NTB Ir Wedha Magma Ardhi M.TP, di Hotel Grand Legi Mataram, Rabu (21/8/2019).
Sumber: Yan Suryadin (Kabid Kominfostik Kab. Bima)
Editor: Adi Pradana