MEDIANUSANTARA.ID—"Bukan
kentang sembarang kentang, kentang
dimakan dengan pepaya. Saya datang bukan sembarang datang, untuk saksikan garam
Bima dikirim ke Surabaya". (Direktur
Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan RI Dr.Ir. Abduh
Nurhidayat M.Si)
Pantun tersebut mengawali sambutan
Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) RI yang diwakili Direktur Pengelolaan
Ruang Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan RI Abduh Nurhidayat pada Panen
Raya dan Launching Pengiriman Garam Premium, di BBIP Lambu Desa Sumi Kecamatan
Lambu, Selasa (16/10/2018) kemarin.
Pada panen raya yang dihadiri Bupati
Bima Hj Indah Dhamayanti Putri, FKPD,
Kepala OPD, Camat, Direktur PT Susanti Megah Toni Winarko dan kelompok petani
garam tersebut Dr. Abduh mengungkapkan, Panen raya garam premium ini merupakan
satu acara yang penting dan
menggembirakan.
"Hebatnya, garam premium kabupaten
Bima tahun ini tembus Surabaya dalam
jumlah besar," ungkap Abduh.
Abduh mengatakan, Program Pengembangan
Usaha Garam Rakyat (PUGAR) direalisasikan pada 21 Kabupaten Se-Indonesia. Salah
satunya Kabupaten Bima. "Dari
jumlah tersebut, boleh dibilang Kabupaten Bima sudah cukup bagus dan berhasil
dari daerah lain dalam hal produksi garam premium,” tandasnya.
Saat ini dengan areal 180 hektar
menjadikan kabupaten Bima daerah yang memiliki areal tambak garam terluas.
Tahun depan, dengan sistem integrasi
lahan, usulannya harus jauh lebih besar,
minta 300 hektar.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Bima Ir Hj Nurma M.Si
mengungkapkan alasan dibalik keberhasilan produksi garam tersebut.
"Keberhasilan tersebut tentu saja
bisa dicapai karena adanya keterlibatan pihak terkait baik Kementerian Kelautan
dan Perikanan (KKP) RI, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bima, kelompok
petani garam dan PT.Susanti Megah,” ungkapnya.
Hasil Geo isolator khususnya di desa
Soro- Lambu sudah masuk dalam kategori yang dipersyaratkan pihak perusahaan. Menurut Hj. Nurma, "Desa
Soro menjadi sentra ujicoba, karena
selama tiga tahun para petani garam di
wilayah ini sangat antusias menerima bantuan
yang diberikan instansi yang dipimpinnya.
"Penerapan teknologi Geo isolator
khususnya oleh Petani garam di Desa Soro secara ekonomi sudah menunjukkan
peningkatan produksi. "Sudah ada 50 orang yang mendaftar untuk
menunaikan ibadah haji,” terang Hj
Nurma.
Mudah-mudahan, ke depan dengan
pengalaman yang ada, petani garam yang ada di kecamatan lain khususnya di pesisir Teluk Bima mampu memberikan kontribusi dan hasil nyata
serta mau mengikuti petunjuk dan arahan yang diberikan oleh para penyuluh
pendamping.(adi)