MEDIANUSANTARA.ID—Salah satu
masalah yang dihadapi dalam proses pembelajaran
tingkat Sekolah Dasar di Kabupaten Bima yaitu rendahnya nilai siswa akibat
kurangnya penggunaan bahasa Indonesia dalam proses belajar mengajar.
Untuk mengatasi masalah tersebut program
program kemitraan pendidikan Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI)
bekerjasama dengan Dinas Pendidikan, Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten
Bima mengenalkan program rintisan
‘Gerakan Menggunakan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar’, (GEMBIRA)
Sebanyak 12 guru mengikuti Short Course
Literasi Fasilitator Daerah Program Rintisan GEMBIRA, Selasa (17/7) di Gedung INOVASI (Eks Kantor Dinas
Dikbudpora) Kabupaten Bima. Melalui wadah
GEMBIRA, para fasilitator daerah sudah terpilih dilatih untuk menerapkan
dan membagikan kemampuannya kepada rekan-rekan sesama guru, kepala sekolah, dan
pengawas.
Stella Puteri, Communication Officer INOVASI Bima
memaparkan, "beragam modul bidang
literasi dan numerasi berfokus pada transisi bahasa ibu ke Bahasa Indonesia
disusun bersama sesuai konteks lokal untuk kemudian diujicoba melalui kegiatan
“field testing” sebagai pedoman selama
rintisan program yang mulai dijabarkan
semester ini". Jelasnya.
"Program ini diharapkan lebih
mendorong peran para guru, kepala
sekolah dan pengawas untuk turut meningkatkan kesadaran fonologis dalam proses
pembelajaran, sehingga bermuara pada
peningkatan kemampuan literasi siswa di Kabupaten Bima". Terang Stella.
Bulan Juni lalu, INOVASI melakukan
ujicoba pada sejumlah guru, kepala sekolah, dan pengawas modul kesadaran
fonologis di SDN Inpres Kalampa 1 Kecamatan Woha.
Ahmad, salah seorang peserta uji coba
modul dari SDN Inpres Kalampa 1,
menyampaikan kesan baiknya terhadap upaya membangun kesadaran fonologis.
“Kesadaran fonologis ternyata penting dibangun, agar bisa membedakan suku kata
dalam kata dan kata dalam kalimat.
Modul kesadaran fonologis juga dianggap
dapat membantu siswa mengenal bunyi huruf. Ini bagus untuk mengawal peningkatan
kemampuan literasi siswa,” ungkap Ahmad.(adi)