Maling Lapar Hipnotis Penjual Duren

Semua Halaman

.

Maling Lapar Hipnotis Penjual Duren

REDAKSI
Selasa, 27 Februari 2018


MEDIANUSANTARA.ID—Belakangan ini, di wilayah Kecamatan Bolo dan Madapangga Kabupaten Bima, Provinsi Nusa Tenggara Barat—kerap terjadi peristiwa perampokan dengan cara menghipnotis. Tak sedikit korban yang mengalami kerugian material (uang), bahkan berupa barang dan makanan sekali pun, dirampok setelah korban terhipnotis.

Kesekian kalinya, pelaku hipnotis kembali beraksi dan menaklud seorang penjual eceran buah-buahan, di Jalan Lintas Sumbawa. Kejadian itu dialami oleh Nuraini (33), warga RT16 Desa Bolo Kecamatan Madapangga, Kabupaten Bima-NTB, sekira pukul 14.45 Wita, Selasa (27/2/2018).

Nuraini (korban hipnotis) mengisahkan, mulanya pelaku mendatangi tempat jualan. Kemudian mengaku untuk mengambil seluruh buah durian atas perintah suaminya di kantor. “Tanpa basah basih, sebanyak 18 buah durian pun diambil dan dimasukan kedalam kardus. Saat itu, saya hanya menurutinya. Setelah kemudian, dia (pelaku) mengajak anak saya ikut dengannya untuk mengambil uang bayaran,” kisah Nuraini.

“Anak saya (Ba’im), pun ikut dengan dia (pelaku) dengan bersepeda motor jenis Honda Vario menuju arah barat. Beberapa menit kemudian, suami saya datang. Dan saat itu pula saya baru sadar setelah menanyakan hal yang baru terjadi pada diri saya,” kata Nuraini.

Tak lama mendengar kisah tersebut, suami korban langsung mengejar pelaku. Namun sekitar 200 meter jarak dari rumah korban, terlihat sosok anaknya (Ba’im) bercucuran air mata dipinggir jalan. Diketahui, teryata Ba’im disuruh turun oleh pelaku dari sepeda motor, kemudian kabur membawa durian.

Kepada MN, Nuraini menggambarkan ciri-ciri pelaku yang menghipnotisnya itu. “Dia tinggi, body tubuh biasa, dan wajahnya putih,” katanya.

Sebelumnya, korban yang sama pernah menggambarkan ciri-ciri pelaku hipnotis, yang serupa dari gambaran Nuraini tersebut.

Seperti pengakuan dari ibu Rahmi, warga RT10 Desa Rasabou Kecamatan Bolo. Uang sebesar Rp10 juta, raib dihipnotis.

Kemudian jedah waktu sekira dua bulan, ibu Ima, warga desa yang sama—juga menjadi korban hipnotis. Uang senilai Rp3 juta miliknya, raib dari tangan penjahat tersebut.


Dari gambaran atas pengakuan ketiga korban itu, perampok berilmu hipnotis tersebut diduga orang yang sama. Namun aksi jahatnya hingga saat ini, masih lolos dari pantauan warga. Dan demi keselamatan dari target orang-orang jahat seperti itu, warga masyarakat agar selalu waspada dan tidak lengah dalam segala hal yang dapat merugikan diri kita sendiri. Semoga pelaku hipnotis ini cepat terbongkar.(bop)