Menunggu Persetujuan Gubernur, Kemekominfo RI Akan Adopsi Portal Kampung Media

Semua Halaman

.

Menunggu Persetujuan Gubernur, Kemekominfo RI Akan Adopsi Portal Kampung Media

REDAKSI
Senin, 06 November 2017
(Sumber Foto: Kepala Kampung Media NTB)

MEDIANUSANTARA.ID—Kampung Media yang dimiliki Nusa Tenggara Barat, ternyata mendapat perhatian. Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia berencana akan minta izin kepada Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi untuk mengadopsi portal tersebut, untuk direplikasikan ke daerah lain se-Indonesia.
            
Direktur Jendral (Dirjen) Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) pada Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia, Rosarita Niken Widiastuti mengatakan, pihaknya sangat terkesan atas keberadaan portal Kampung Media yang dimiliki Provinsi NTB.
            
“Nanti kami akan temui pak Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi untuk adopsi keberadaan Kampung Media, direplikkan ke daerah lain,” ungkapnya, dihadapan forum wartawan DPRD NTB, saat berkunjung ke Kementerian Komunikasi dan Informatika di jalan Merdeka Barat nomor 9 Gambir Jakarta Pusat, Senin (30/10).
            
Dia mengutarakan alasan ingin kembangkan portal tersebut. Awalnya Kementerian Komunikasi dan Informatika akan kembangkan keberadaan program seperti Kelompok Informasi Masyarakat (KIM) yang sudah berjalan di masing-masing daerah. Hanya saja, melihat perkembangan keberadaan portal kampung media tersebut, terlebih hasil penjelasan kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Provinsi NTB, cukup memiliki banyak penggemar.
            
“Tolong sampaikan kepada pak Gubernur, kalau ada jawaban, maka kami akan sampaikan ke pak Menteri untuk kita tindaklanjuti. Jangan sampai pak gubernur belum berikan izin, sementara kami sudah melaporkan ke pak menteri,” pintanya.

            
Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik (IKP) pada Dinas Komunikasi Informatika dan Statistik Provinsi NTB, Fairuz Abadi memaparkan sejarah singkat kampung media. Dimana, itu merupakan lanjutan dari kelompok informasi masyarakat (KIM) yang kemudian berkembang. Awalnya, KIM itu wadah tempat bercerita masyarakat yang kemudian dikembangkan menjadi sebuah tulisan. Sehingga, apa yang dilihat, dialami dirasakan masyarakat bisa dituangkan bentuk tulisan agar bisa dibaca halayak ramai.(fairuz)