HIPERMATA: Hentikan Tambang Pasir di Takalar

Semua Halaman

.

HIPERMATA: Hentikan Tambang Pasir di Takalar

REDAKSI
Selasa, 11 Juli 2017

MEDIANUSANTARA.ID—Himpunan Pelajar Mahasiswa Takalar (HIPERMATA) mendesak Pemerintah Daerah Kabupaten Takalar Sulawesi Selatan, untuk menghentikan aktifitas Penambangan Pasir Laut. Menurut mereka, penambangan pasir laut tersebut  terjadi pada tiga titik wilayah—yaitu di Galesong Raya, Tanakeke dan Sanrobone.
            Aksi yang dilakukan HIPERMATA pada tanggal 6 Juli 2017 kemarin, diawali long march mulai dari Masjid Agung Takalar, menuju kantor Bupati Takalar.
Aksi gabungan mahasiswa tersebut, juga menduduki kantor Bupati Takalar. Mereka menyampaikan orasi ilmiahnya dengan elegan. Namun, di kantor pemerintah tersebut, tak satu pun pejabat yang hadir. Padahal, saat HIPERMATA aksi masih  dalam jam kerja.
Aksi pun dilanjutkan ke gedung DPRD Kabupaten Takalar, hingga menutup akses jalur masuk ke gedung dewan. Kericuhan juga tak terhindar. Antara massa aksi dengan aparat kepolisian saling dorong mendorong. Hingga salah satu dari anggota aksi terkena pukulan petugas.
            Penolakan tambang pasir laut di Perairan Kabupaten Takalar untuk penimbunan CPI terus berdatangan. Mahasiswa dan masyarakat resah. Pemerintah dan DPRD Takalar untuk bersama-sama menolak aktivitas tersebut yang hanya berdampak buruk bagi masyarakat, terkhususnya para nelayan.
            “Kami mendesak Pemda dan anggota DPRD segera mengambil sikap. Hentinkan pengerukan pasir laut. Segera mediasi semua stackholder, terkait penambangan yang berdampak buruk bagi kehidupan nelayan. “Hal itu pula akan memicu konflik sosial masyarakat di Takalar,” ujar Koordinator Lapangan (Korlap) Muh Firwansyah Sija.
            Kekecewaan bercampur dengan amarah, juga dating dari masyarakat dan para mahasiswa yang melakukan aksi sebelumnya. Hal itu dipicu setelah salah satu anggota DPRD Kabupaten Takalar Dapil III yang menyatakan bahwasanya “penambangan pasir laut yang ada di Galesong sudah menjadi takdir”.
Statemen tersebut, menurut mahasiswa, sangat mengecewakan sekali. “Kami sangat kecewa,” tandas Echa, salah satu dari massa aksi.

            Sementara itu, anggota DPRD dari Fraksi PKS Sulaiman Rate menanggapi bahwa pihaknya akan segera rapatkan permasalahannya dan menindaklanjuti tuntutan mahasiswa. Yakni memediasi semua pihak terkait untuk mencarikan solusi permasalahan, dan memberhentikan sementara penambangan pasir laut karena gejolak terus berkembang di tengah masyarakat Kabupaten Takalar.(Reza)