Janganlah Mencela Hujan Karena Itu Rahmat-NYA

Semua Halaman

.

Janganlah Mencela Hujan Karena Itu Rahmat-NYA

REDAKSI
Rabu, 29 Maret 2017
Foto: Bop
MEDIANUSANTARA.ID—Sungguh sangat disayangkan setiap orang sudah mengetahui bahwa hujan merupakan nikmat dari Allah SWT. Namun ketika hujan turun dan dirasa mengganggu aktivitasnya, timbullah kata-kata celaan. 
Perlu diketahui, bahwa setiap yang seseorang ucapkan, baik yang bernilai dosa atau tidak bernilai dosa dan pahala, semua akan masuk dalam catatan malaikat. Maka dari itu, janganlah sesekali mengucap dan berkata apalagi mencela, itu akan berdampak buruk bagi dirinya sendiri.
            Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda; “Sesungguhnya ada seorang hamba berbicara dengan suatu perkataan yang tidak dia pikirkan lalu Allah mengangkat derajatnya disebabkan perkataannya itu. Dan ada juga seorang hamba yang berbicara dengan suatu perkataan yang membuat Allah murka dan tidak pernah dipikirkan bahayanya lalu dia dilemparkan ke dalam jahannam.
            Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga telah menasehatkan kita agar jangan selalu menjadikan makhluk yang tidak dapat berbuat apa-apa sebagai kambing hitam, jika kita mendapatkan sesuatu yang tidak kita sukai. Apalagi mencela waktu dan angin karena kedua makhluk tersebut tidak dapat berbuat apa-apa.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun melarang melakukan hal itu. Dalam sebuah Hadits Qudsi, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah Ta’ala berfirman; “Manusia menyakiti Aku; dia mencaci maki masa (waktu), padahal Aku adalah pemilik dan pengatur masa, Aku-lah yang mengatur malam dan siang menjadi silih berganti.”  
            Keluhan ataupun ucapan manusia dengan mencela suatu akan adanya tanda dan yang kemudian terjadi, juga terus diawasi. Apalagi mengeluh dan mencelanya, seperti berkata—“Aduh!! Hujan lagi, hujan lagi”.
Allah SWT berfirman; “Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.(QS. Qaaf [50] : 18)
            Segala puji bagi Allah. Pada saat ini Allah SWT telah menganugerahkan kita suatu karunia dengan menurunkan hujan melalui kumpulan awan. Akan tetapi, janganlah sekali-kali kita mengeluh atau mencelanya. Karena bahwashannya hujan yang diturunkan itu adalah berkah.
Sebagaimana Allah SWT berfirman; ”Maka terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang menurunkannya atau Kamikah yang menurunkannya?(QS. Al Waqi’ah [56] : 68-69)
            Kemudian dalam Qur’an Surat An Naba’ [78] : 14)—Allah SWT berfirman; ”Dan Kami turunkan dari awan air yang banyak tercurah.”. KEMUDIAN; “Maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya.(QS. An Nur [24] : 43).
            Sudah menjadi tanda kekuasaan Allah SWT, kesendirian-Nya dalam menguasai dan mengatur alam semesta ini. Allah SWT menurunkan hujan pada tanah yang tandus yang tidak tumbuh tanaman sehingga pada tanah tersebut tumbuhlah tanaman yang indah untuk dipandang.
Allah SWT dalam firmanNya; “Dan di antara tanda-tanda-Nya (ialah) bahwa kau lihat bumi kering dan gersang, maka apabila Kami turunkan air di atasnya, niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya Tuhan Yang menghidupkannya, Pastilah dapat menghidupkan yang mati. Sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.(QS. Fushshilat [41] : 39).
Beberapa ayat, Allah SWT juga menyampaikan kabar—seperti dalam Firman-Nya; “Dan yang menurunkan air dari langit menurut kadar (yang diperlukan) lalu kami hidupkan dengan air itu negeri yang mati, seperti itulah kamu akan dikeluarkan (dari dalam kubur).” (QS. Az-Zukhruf : 11).
“Allah, dialah yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang di kehendakinya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal: lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hambanya yang di kehendakinya, tiba-tiba mereka menjadi gembira.” (QS. Ar-Rum : 48).
“Dan Dialah Yang menurunkan hujan sesudah mereka berputus asa dan menyebarkan rahmat-Nya. Dan Dialah Yang Maha Pelindung lagi Maha Terpuji.” (QS. Asy-Syuura [41] : 28).
            “Dan Kami turunkan dari langit air yang penuh keberkahan lalu Kami tumbuhkan dengan air itu pohon-pohon dan biji-biji tanaman yang diketam.” (QS. Qaaf [50] : 9).
            “Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?” (QS. Al-Anbiya’ [21] : 30).
            Demikianlah hujan yang Allah SWT turunkan untuk menghidupkan tanah yang mati dan kehidupan lainnya. Sungguh ini adalah suatu kenikmatan yang amat besar. Dan, sebagai tanda syukur kita kepada Allah SWT atas nikmat hujan yang telah diberikan, sebaiknya kita mengilmuinya. Seperti melakukan amalan-amalan yang semestinya dilakukan oleh seorang muslim ketika hujan itu turun. Bukan sebaliknya mengeluh atau mencelanya.
Kemudian berdo’alah ketika turun hujan sebagai rasa syukur kita pada Allah SWT.  ’Aisyah radhiyallahu ’anha berkata: ”Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam ketika melihat turunnya hujan, beliau mengucapkan, ”Allahumma shoyyiban nafi’an” (Ya Allah turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat)”.

“Allahumma haawalaina wa laa ’alaina. Allahumma ’alal aakami wal jibaali, wazh zhiroobi, wa buthunil awdiyati, wa manaabitisy syajari. [Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan untuk merusak kami. Ya Allah, turunkanlah hujan ke dataran tinggi, gunung-gunung, bukit-bukit, perut lembah dan tempat tumbuhnya pepohonan].” (bop/berbagai sumber)